BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Konsep dasar IPS dalam kurikulum adalah penyederhanaan ilmu-ilmu social untuk diterapkan di sekolah, juga merupakan suatu pendekatan interdisipin dari pelajaran-pelajaran ilmu sosial yang diintegrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti ekonomi sejarah, geografi dan sosiologi .
Dari keempat cabang ilmu tersebut, pelajaran geografi dianggap sulit dan membosankan oleh siswa, dan Guru terjebak ke dalam pencapaian target kurikulum, sehingga kerap melupakan hak-hak siswa untuk bisa keluar dari kejenuhan yang dihadapinya dan baru menyadari pada saat melakukan test ternyata perolehan nilai yang dicapai siswa kurang memuaskan dan dapat dilihat hasil rata-tata ulangan akhir semester I Th 2009-2010 adalah 64,55 dan itu dibawah KKM yaitu 70, dan dari 6 kelas yang diajar ternyata kelas IX D yang memperoleh nilai rata-rata paling rendah yaitu 58,84, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di kelas IX D.
Dari kuesioner yang diberikan pada siswa untuk mengetahui pengalaman belajar-mengajar di semester I maka dapat diperoleh data sebagai berikut:
- Menyenangi pelajaran sejarah karena guru menerangkan seru dan asyik sementara proses pembelajarannya dengan ceramah
- Untuk pengetahuan peta mereka menemui kesulitan karena memerlukan ketekunan tinggi dan itu menurut mereka merupakan awal kejenuhan terhadap geograpi
- Sosiologi dan ekonomi tidak mendapat hambatan karena mereka menganggap hal itu ditemui mereka dalam kehidupan sehari-hari
- Untuk kegiatan diskusi beberapa komentar menarik yang akan disampaikan
· lebih baik ulangan seminggu 2 kali daripada diskusi
· Saya hanya berpendapat sedikit, daripada tidak punya nilai
· Saya senang memberikan dorongan pada teman se kelompok
· ”Saya senang diskusi karena bisa bertukar fikiran dengan teman yang lain, maka hal itu menjadi mudah jika dilandasi oleh rasa ingin tahu dan minat”.
- Saran terhadap pembelajaran IPS ternyata mereka membutuhkan suasana belajar yang lebih rileks, tidak menekan, dan menyenangkan .
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (2005: 65-66). Untuk mencapai semua itu peranan guru tentu sangat diuji dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas sehingga sangat penting untuk mengetahui sejauh mana guru harus terus menerus meningkatkan berbagai kemampuan (kompetensi) sehingga muncul inovasi-inovasi dan terobosan yang bisa memacu siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Menurut Houston dan Jones terdapat lima belas kompetensi yang perlu dikembangkan oleh guru, beberapa poin yang akan dikutip adalah sebagai berikut:
1. Dapat mendiagnosis kebutuhan intelektual, emosi, sosial, dan fisik siswa
2. Mampu mengintegrasikan pengajaran sesuai dengan latar belakang siswa
3. Mampu melaksanakan model-model pembelajaran
4. Memperlihatkan kounikasi yang lebih efektif dalam kelas
5. Mampu menggunakan sumber-sumber yang sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran
6. Mampu memonitor proses dan hasil belajar serta mampu mengadakan perbaikan pengajaran,
7. Memiliki keterampilan dalam pengelolaan kelas/manajemen dan organisasi, dalam mendorong siswa tumbuh secara menyeluruh baik secara sosial, emosi, fisik dan intelek.
8. Sensitif atau peka terhadap kebutuhan dan perasaan diri sendiri dan kebutuhan serta perasaan orang lain
9. Mampu menganalisis efektivitas keprofesionalannya dan terus berusaha memperluas efetivitas tertentu (Kaber, 1988, hlm 192-193, Sukmadapata, 1988, hlm. 224, Dadang Sundawa, 2003, hlm.318-319)
Untuk menindak lanjuti pengembangan kompetensi tersebut tentu harus diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas dan penulis menemukan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Burton dalam Hamalik (2004) sebagai berikut :
1. Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi, melampaui.
2. Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan murid.
3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan tertentu
4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan
5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh keturunan dan lingkungan.
6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual di kalangan peserta didik.
7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid
8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
9. Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
10. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.
11. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
12. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang
baik.
Berpedoman dari berbagai teori yang dikemukakan, hasil ulangan akhir semester I dan kuesioner itulah akhirnya peneliti menemukan satu cara bagaimana menumbuhkan minat dan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS Geografi terutama dalam hal menginterpretasi peta tentang bentuk dan pola muka bumi, yaitu melalui Pendekatan Quantum Teaching And Learning dengan menggunakan filosofi TANDUR.
Melalui penggunaan TANDUR ini diharapkan sasaran dari pembelajaran IPS Geografi yang menuju ke student center akan tercipta dan peningkatan kerjasama, kreatifitas serta prestasi kelas IX D tercapai. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutrisno (2007) yang menyatakan bahwa Jika strategi TANDUR ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh pembelajaran yang membuat siswa (dan guru) aktif, dengan begitu berkembanglah pembelajaran yang inovatif,dan dengan pembelajaran inovatif, siswa termotivasi berbuat, dan bertindak ke hal-hal yang belum dilakukan oleh temannya, sehingga kreativitas siswa maupun guru akan meningkat,dan proses pembelajaran berjalan dengan Efektif, yang akhirnya menyenangkan bagi semua .
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kerjasama, kreatifitas dan prestasi siswa IX D dalam menginterpretasi peta tentang bentuk dan pola muka bumi
C. Manfaat Penelitian
1.Bagi Siswa
- Memberikan pengalaman dalam meningkatkan kemampuannya
- Meningkatkan rasa tanggung jawab bersama
- Meningkatkan motivasi untuk lebih berkembang dan maju
2.Bagi Guru
- Meningkatkan provesionalisme
- Meningkatkan kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi di kelas
3.Bagi Sekolah
- Terciptanya lingkungan kerja yang dinamis
- Terciptanya kerjasama yang harmonis antara guru, siswa, dan lembaga
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Proses pembelajaran melibatkan tiga komponen utama dalam pencapaian targetnya yaitu guru, siswa dan materi pelajaran. Guru merupakan komponen pertama dan utama yang akan mengantarkan siswa ke tingkat parubahan yang diharapkan dari hasil belajarnya. Dick dan Reiser dalam Hasanah (2007) menyatakan bahwa : “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran mereka yang meliputi pengetahuan, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, dan sikap”. Siswa berperan sebagai subjek dan sekaligus objek dalam pembelajaran, maka inti proses pembelajarn tidak lain adalah merupakan kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran dan upaya peningkatan kemampuan siswa di kelas merupakan sasaran akhir dari setiap proses pembelajaran dan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap guru, Materi merupakan wawasan pengaetahuan yang harus dimiliki siswa di setiap tingkatan kelasnya .
Dalam penelitian kali ini materi yang diangkat adalah Menginterpretasi Bentuk dan Pola Muka Bumi, berisi analisa bentuk muka bumi pada peta , diagram / penampang melintang bentuk muka bumi daratan dan dasar laut serta deskripsi pola dan bentuk obyek geografi sesuai dengan bentang alamnya. Untuk itu perlu diketahui beberapa pengertian yang berkaitan dengan berbagai hal yaitu :
1. Interpretasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) yaitu Pemberian kesan, pendapat, pandangan teoritis terhadap sesuatu tafsiran. Jadi menginterpretasi artinya menafsirkan, sementara menurut Sutarto Sunardi (2008 : 179) Interpretasi Peta adalah memahami simbol-simbol yang ada pada peta Pemahaman penulis tentang Interpretasi Peta adalah bagaimana siswa bisa mengamati keadaan di suatu tempay/wilayah dengan teliti dari melihat simbol-simbol yang ada, perbedaan warna yang terdapat dalam peta, yang akhirnya bisa menyimpulkan tentang keadaan wilayah tersebut secara menyeluruh.
2. Pengertian Peta menurrut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
2.1 Mulyadi (2007:52) mengemukanan bahwa Peta adalah gambaran konvensional bentuk-bentuk permukaan bumi pada bidang datar dengan menggunakan skala dan simbol-simbol tertentu diantaranya adalah; gunung berupa segitiga ( ), pegunungan disimbolkan dengan warna kuning, danau disimbolkan dengan luasan atau area ( ), sungai dengan alur garis ( ), dataran rendah digambarkan dengan warna hijau, laut dan samudra dengan perubahan gradasi warna dari biru muda sampai biru tua,
2.2 Menurut Sutarto Sunardi (2008 : 179) Peta adalah gambaran permukaan bumi dalam bidang datar. Dengan peta kita dapat membaca dan memahami keadaan fisik dan geografis suatu tempat.
3. Peta Topografi (2008 : 182) adalah Peta yang menggambarkan tinggi rendahnya muka bumi. Maka dari peta topografilah kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat secara akurat. Dan untuk menggambarkannya diperlukan peta kontur dimana terdapat garis-garis kontur yang menunjukkan relief muka bumi, makin rapat garis kontur menunjukkan daerah tersebut terjal, makin jarang garis kontur menunjukkan daerah tersebut landai seperti pada gambar di bawah ini.
Dengan mengamati materi yang akan dihadapi siswa sangat memerlukan ketekunan, kerjasama dan kreatifitas maka jalan keluar yang harus dilakukan adalah dengan menyederhanakan konsep pelajaran IPS tersebut maka kita akan melihat satu pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian kali ini yang akan meningkatkan kemampuan
Dengan mengamati materi yang akan dihadapi siswa sangat memerlukan ketekunan, kerjasama dan kreatifitas maka jalan keluar yang harus dilakukan adalah dengan menyederhanakan konsep pelajaran IPS tersebut maka kita akan melihat satu pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian kali ini yang akan meningkatkan kemampuan siswa kelas IX D yaitu dengan TANDUR dari Quantum Teaching And Learning .
Menurut De Poter ( 1992:5 ) Quantum adalah Mengubah energi menjadi cahaya maka Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar yang mencakup untsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Selain itu, ada beberapa prinsip Quantum Teaching, yaitu:
a. Segalanya berbicara,dari mulai lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran.
b. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
c. Pengalaman sebelum konsep, diambil dari pengalaman guru dan siswa akan diperoleh banyak konsep .
d. Akui setiap usaha, dengan menghargai usaha siswa sekecil apa pun
e. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.
Rosmedi Aryati dalam “Bagaimana Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dan Quantum Learning Dapat Dilaksanakan” mengemukakan bahwa Quantum Learning adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya, dengan menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apa pun mata pelajaran yang diajarkan. Dengan menggunakan metode Quantum Learning, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.
Deporter (1999:88) TANDUR merupakan filosofi dari pendekatan QTL yang memiliki makna sebagai berikut:
T: Tumbuhkan
Tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu dalam bentuk : Apakah Manfaatnya Bagiku (AMBAK) jika aku mengikuti topik pelajaran ini dengan guruku?. Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, yakinkan siswa mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan. Tumbuhkan niat yang kuat pada diri bahwa kita akan menjadi guru dan pendidik yang hebat.
A: Alami
Unsur ini mendorong hasrat alami otak untuk “menjelajah”. Cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Kegiatan apa yang dapat diberikan agar pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa bertambah.
N: Namai
Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada topik tertentu, ajak mereka untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh,
apakah itu informasi, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya, ajak mereka untuk menempelkan nama-nama tersebut di dinding kelas dan dinding kamar tidurnya.
D: Demonstrasikan,
Melalui pengalaman belajar siswa mengerti dan mengetahui bahwa dia
memiliki kemampuan (kompetensi) dan informasi (nama) yang cukup, sudah saatnya dia mendemonstrasikan dihadapan guru, teman, maupun saudara-saudaranya.
U: Ulangi
Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini.
R: Rayakan
Perayaan adalah ekspresi kelompok atau seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik. Jadi, jika siswa sudah mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik, layak untuk dirayakan lewat Bertepuk tangan, bernyanyi bersama-sama, atau secara bersama-sama mengucapkan : “Aku Berhasil!”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pemilihan Sampel Dan Tempat
1. Pemilihan Sampel
Jenis Penelitian yang akan dilakukan adalah berupa Penelitian Tindakan kelas (PTK) jenis proactive Action Research Model Kemmis & Mc Taggart, 1990:14 yang akan dilakukan dalam 2 siklus meliputi kegiatan sebagai berikut:
1.1. Perencanaan ( Planing)
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah –langkah perencanaan tindakan yaitu menyusun instrument penelitian berupa RPP (Rencana pelaksanaan Pembelajaran), Lembar Kegiatan Siswa (Hands out activity), soal tes, lembar observasi, dan lembar pedoman wawancara (interview). Berikutnya adalah membiasakan siswa dengan pengelolaan kelas sesuai dengan kelas Quantum, diantaranya adalah dengan pembuatan yel-yel di tiap kelas, untuk memunculkan karakter kelas masing-masing secara berbeda, seperti yang tertera pada lampiran. Dari situ sudah mulai berasa ada energi dari tiap kelas
1.2. Tindakan (Acting) dan Pengamatan (Observing) dijadikan sebagai satu kesatuan, karena dua kegiatan ini merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan, pada saat peneliti sedang melakukan kegiatan pembelajaran maka pada saat itulah observer melakukan pengamatan tentang jalannya pembelajaran dengan mengikuti setiap perubahan yang terjadi di kelas.
1.3. Refleksi (Reflecting )
Kegiatan ini merupakan reevaluasi kegiatan yang telah dilakukan, dengan mengumpulkan berbagai data dari mulai persiapan, pelaksanaan kegiatan sampai pada tahap penilaian, seandainya masih banyak kendala dan kekurangan akan diperbaiki di siklus ke 2 .
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Kotabaru Jl. Ir. H. Djuanda Kotabaru Cikampek Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat, dan sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IX D dengan jumlah siswa 44 orang terdiri atas 20 siswa perempuan dan 24 siswa laki – laki, yang dilaksanakan dalam waktu dua bulan (Februari dan Maret). Siklus satu dilakukan pada bulan Februari dimana kegiatan yang dilakukan adalah menganalisa bentuk muka bumi pada peta dan dilanjutkan dengan tes akhir (post test). Siklus ke dua dilaksanakan pada bulan Maret dengan kegiatan membuat gambar penampang melintang bentuk muka bumi daratan dan dasar laut serta mendeskripsikan pola dan bentuk obyek geografis sesuai dengan bentang alam, diakhiri dengan tes akhir (post test)
B. Prosedur Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan penulis diperoleh melalui beberapa kegiatan yaitu selain dari hasil test berupa pre test dan post test, juga melalui observasi selama proses belajar mengajar berlangsung sehingga didapatkan peta aktivitas dan kreativitas siswa di setiap kelompok. Wawancara diperlukan penulis untuk mengetahui apa yang diharrapkan oleh siswa dalam pembelajaran yang akan diikutinya juga dengan wawancara akan diketahui apakah proses pembelajaran TANDUR bisa memenuhi apa yang diharapkan oleh siswa.
Data Penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik sebagai berikut.
No | Sumber Data | Jenis Data | Teknik Pengumpulan Data | Instrument |
1. | Siswa | Kuantitatif | Melaksanakan tes tertulis | Soal tes |
2. | Guru | Kualitatif | Observasi | Pedoman Observasi |
3. | Guru dan siswa | Kualitatif | Observasi | Pedoman Observasi |
4. | Siswa | Kualitatif | Wawancara | Pedoman wawancara |
C. Indikator Keberhasilan
Sebagai indikator keberhasilan PTK ini adalah 71 % siswa kelas IX D SMPN 1 Kotabaru Kabupaten Karawang mampu menyelesaikan post tes setiap siklus dengan nilai minimal 70 untuk prestasi , dan peningkatan untuk kerjasama dan kreatifitas sebesar 65 – 84 %.
A. Instrumen dan Penggunaan
Berbagai instrumen yang dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan penelitian ini diantaranya yaitu lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pelajaran IPS umumnya dan Geografi khususnya, ini sangat penting dalam rangka menentukan sistem pembelajaran apa yang akan digunakan dalam penelitian ini, serta suasana seperti apa yang mereka harapkan dalam pelajaran IPS/Geografi. Sementara lembar observasi berupa angket motivasi belajar siswa digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai penggunaan TANDUR itu sendiri dalam menginterpretasi peta umumnya dan Geogfi khususnya
Dalam Analisis Data dan Refleksi, data-data yang sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan berpedoman kepada kriteria yang sudah ditentukan dalam setiap kegiatan diantaranya; Untuk hasil PBM penulis menentukan tiga kriteria penilaian yaitu untuk hasil praktek, kerjasama, dan kreativitas (seperti yang terdapat dalam lampiran rubrik penilaian) sedangkan untuk pre test dan post test tergantung jumlah soal yang diberikan. Untuk soal pilihan ganda diberi nilai satu dan soal uraian diberi nilai tiga, hal ini akan dipergunakan sebagai bahan refleksi tentang keberhasilan dan hambatan yang sudah ditemukan di siklus pertama, untuk menjadi bahan perbaikan di siklus ke dua, hal ini akan menjadi sangat penting karena di siklus ke dua kita bisa lebih terarah dan focus terhadap kekurangan dan hambatan yang dihadapi siswa di pertemuan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data menurut Rofi`uddin (1998 : 36), antara lain:
1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan
2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan Pengklasifikasian
3. Menyimpulkan dan verifikas ditentukan kriteria keberhasilan sebagai berikut:
Tabel 1
Taraf Keberhasilan Tindakan Dalam Proses Pembelajaran
Pencapaian Tujuan pembelajaran | Skor Nilai | Kualifikasi | Tingkat Keberhasilan Pembelajaran |
81 - 100 % | 90 - 100 | Sangat Baik (SB) | Sangat Berhasil |
71 – 80 | 70 - 89 | Baik (B) | Berhasil |
66 – 70 % | 50 - 69 | Cukup (C) | Kurang Berhasil |
55 – 65 % | 30 - 49 | Kurang (K) | Tidak Berhasil |
0 – 54 % | 10 - 29 | Sangat Kurang (SK) | Tidak Berhasil |
Tabel 2
Analisis Hasil Praktek Interpretasi Peta
Pencapaian Tujuan pembelajaran | Skor Nilai | Kualifikasi | Tingkat Keberhasilan Pembelajaran |
85 – 100 % | 4 | Sangat Baik (SB) | Berhasil |
65 – 84 % | 3 | Baik (B) | Berhasil |
55 – 65 % | 2 | Cukup (C) | Tidak Berhasil |
0 – 54 % | 1 | Kurang (K) | Tidak Berhasil |
Analisis hasil praktek menggunakan pedoman dari rubrik penilaian seperti di bawah ini:
RUBRIK PENILAIAN
Mata Pelajaran : IPS/Geografi
Kelas/Semesteer : IX/2
Materi : Interpretasi Peta
KATEGORI | 4 | 3 | 2 | 1 |
Hasil Peta kontur | Rapi,cepat, perlengkapan sendiri | Rapi,lambat, perlengkapan dari teman | Kurang Rapi, cepat, perlengkapan sendiri | KurangRapi, lambat, perlengkapan dari teman |
Kerjasama Kelompok | Semua anggota aktif bekerja sama | Satu anggota yang pasif | 2 anggota pasif | Ketua kelompok aktif sendiri |
Kreatifitas | menggunakan lebih dari dua warna | Menggunakan dua warna | Menggunakan satu warna | Tidak menggunakan warna |
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus pertama dengan materi Interpretasi Peta, dimana kegiatan awal dimulai dari penerapan apa manfaat peta bagi siswa, hal ini menjadi ciri dari kegiatan TANDUR yang bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar siswa, dimana jika minat belajar sudah muncul maka langkah berikutnya adalah membangun suasana yang lebih santai dengan menyanyikan yel kelas, dan untuk selanjutnya adalah mengkondisikan konsentrasi siswa terhadap pelajaran yang akan dihadapi. Kegiatan inti dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa melalui pengamatan terhadap Peta Bali dan membuat interpretasinya dengan mencari simbol-simbol yang ditemukan pada peta Bali, kemudian menguraikan pengertian dari perbedaan warna pada Peta Bali sampai menarik kesimpulan tentang Bali, hasil pekerjaan mereka dipampang di dinding kelompok, dan untuk memantapkan kemampuan siswa maka kegiatan diulangi dengan peta berbeda, dan yang berhasil menyelesaikan pekerjaannya mereka akan merayakan dengan seruan berhasil....berhasil horeee.... Maka setelah Proses Pembelajaran selesai akan terilihat hasilnya dalam grafik di bawah ini.
Grafik Hasil Penelitian siklus 1
Dengan melihat grafik diatas kita bisa amati bersama bahwa sebaran warna biru untuk pre test di siklus pertama terlihat sangat merata di semua jenjang rentang nilai dan masih di dominasi oleh nilai di bawah KKM terdapat 29 orang (66%) dan diatas KKM sebanyak 15 orang( 34 %) . Kemajuan sangat terlihat di warna merah untuk post test, kita bisa melihat perolehan nilai di atas KKM sudah mencapai 77% walau masih ada perolehan nilai di bawah KKM sebanyak 10 orang (23%). Untuk lebih jelasnya kita lihat perinciannya sebagai berikut
1.1.Pre Test siklus satu
Ø Perolehan nilai di bawah KKM terdapat 4 rentang nilai yaitu di rentang nilai 10 - 20 dan 25 – 35 terdapat masing-masing 4 orang (9%), di rentang nilai 40 – 50 terdapat 12 orang (27%)dan di rentang nilai 55 – 65 terdapat 9 orang (20%)
Ø Perolehan nilai di atas KKM terdapat 2 rentang nilai yaitu di rentang 70 – 80 terdapat 9 orang (20%) dan di rentang nilai 85 – 95 terdapat 6 orang ( 16%)
1.2. Post Test menunjukkan perkembangan yang positif seperti terlihat dalam perincian sebagai berikut:
Ø Perolehan nilai di bawah KKM di rentang nilai 55 – 65 terdapat 10 orang (23%)
Ø Perolehan nilai diatas KKM terdiri dari rentang nilai 70 – 80 terdapat 24orang (55%) dan di rentang nilai 85 – 95 terdapat 10 orang ( 22%)
2. Siklus dua dengan materi membuat penampang melintang muka bumi, akan dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu: membuat peta kontur dengan kentang, hal ini mewakili langkah-langkah menumbuhkan minat belajar siswa dengan menyanyikan lagu naik-naik ke puncak gunung, lagu ini mewakili kegiatan awal untuk pengkondisian perhatian siswa, langkah berikutnya adalah memberikan dorongan langsung melalui penjelasan dari guru langkah demi langkah, dan berikutnya mengalami langsung membuat peta kontur menggunakan kentang dengan cara yang paling sederhana karena di tiap keliling kontur dibantu dengan irisan kentang dari tingkat dasar sampai tingkat puncak kemudian hasil pekerjaan akan dipampang di dinding kelompok dan merayakan keberhasilan kelompok. Kegiatan kedua adalah mewakili Ulangi dalam TANDUR dengan menggunakan bahan dari ubi tetapi dengan langkah yang berbeda dari kegiatan pertama, ubi tidak diiris tetapi setelah digambar dengan spidol permanen dari tingkat dasar sampai tingkat puncak, maka siswa langsung menggambar dengan menginterpretasi langsung ubi menjadi peta kontur (foto kegiatan terlampir).Kegiatan ketiga yaitu membuat relief daratan dan lautan yang mewakili kegiatan Demonstrasikan, kegiatan diawali dengan pengkondisian siswa dengan menyanyikan lagu pemandangan, berikutnya adalah mengalami langsung menggambar relief, setiap nomor yang ada pada reliefr diberi nama dan di demonstrasikan di depan kelas secara bergilir, untuk kegiatan penutup kelompok yang mendapat nilai tertinggi mendapat perayaan dari teman-teman yang lain.
Setelah ini kita akan melihat grafik hasil prestasi siswa dan mengamati bagaimana penggunaan TANDUR bisa meningkatkan prestasi kelas IX D setelah melihat kemajuan di siklus pertama, apakah perubahannya akan meningkat atau akan sama? Sementara materi di siklus ke dua lebih luas dan lebih kompleks.
Grafik Hasil Penelitian siklus 2
·
Di siklus ke dua terjadi sebaran warna biru untuk pre test masih di dominasi nilai di bawah KKM, jika dibanding siklus satu jelas merosot dari 29 orang menjadi 33 orang (75%) tetapi nilai terendah terjadi perubahan, jika di siklus satu menyentuh rentang 25 – 35 tetapi di siklus dua naik ke rentang nilai 40 - 50 sebanyak 9 orang (20 %) walaupun di rentang nilai 55 – 65 sebanyak 24 orang (55%), sehingga nilai di atas KKM tinggal 25 %, hal ini dianggap bukan masalah oeh penulis karena di siklus ke dua ini materinya lebih variatif dan lebih luas maka setelah Proses TANDUR berjalan kita lihat hasil di sebaran warna merah untuk post test sudah tidak terdapat nilai di bawah KKM artinya nilai di atas KKM menjadi 100% yang menyebar di tiga rentang nilai yaitu di nilai 70 – 80 sebanyak 21orang (48%), di nilai 85 -95 sebanyak 20 orang (45%) dan di nilai 100 terdapat 3 orang (7%) .
Terjawab sudah bahwa dengan TANDUR dalam Quantum Teaching and Learning benar terjadi dimana energi di kelas IX D bisa berubah menjadi cahaya prestasi yang gemilang.
B. Hasil Proses Pembelajaran meliputi 3 kegiatan yaitu:
· Interpretasi Peta
· Membuat gambar penampang melintang muka bumi yang terdiri dari peta kontur dengan bahan kentang dan bahan ubi
· Demonstrasi Interpretasi relief muka bumi daratan dan lautan seperti tergambar dalam grafik di bawah ini
· warna biru mewakili rentang nilai 50 – 69
· warna merah mewakili rentang nilai 70 – 89
· warna hijau muda mewkili rentang nilai 90 – 100
Maka kita bisa amati bersama, di kegiatan interpretasi peta di siklus satu, Warna biru 9,30 %, warna merah 83,70% dan warna hijau 7,00%, jadi berpedoman dari hasil analisis praktek Interpretasi peta di siklus satu sudah memperoleh kualifikasi baik dan berhasil, Penelitian di lanjutkan di siklus ke dua karena penulis ingin membuktikan sejauh mana peningkatan kemampuan siswa kelas IX D baik kerjasamanya, kreatifitasnya sampai prestasinya. Kita akan lihat di siklus dua perbandingan kontur 1 , kontur 2 dan relief daratan lautan adalah sebagai berikut: warna biru terlihat grafiknya menurun dari 28,5% ke 20% sampai tidak ada sama sekali, otomatis di warna merah akan terjadi perubahan yang sama dari 67%, 57% dan 59% hal ini juga menunjukkan hal yang positif karena grafik akan menanjak di warna hijau yaitu dari 4,54%, 21% dan melonjak ke 40,91%. Jadi di siklus dua sudah terjawab bagaimana peningkatan kerjasama dan kreatifitasnya karena lonjakan terjadi di kegiatan akhir pada nilai 90 – 100 dan kunci dari ini semua adalah kerjasama antar sesama anggota di kelompok betul-betul sangat berjalan dan bahu membahu saling mensuport temannya, dan akan terlihat di angket motivasi belajar.
C. Hasil Observasi
Hasil observasi diperoleh penulis dari hasil proses pembelajaran dan angket motivasi siswa sebagai berikut:
Angket motivasi belajar siswa
Motivasi siswa: | Tingkat Prosentase |
40% 49% | 50% 59% | 60% 69% | 70% 79% | 80% 89% | 90% 100% |
Terhadap pelajaran | 1orang |
| 3 orang | 15 orang | 22 orang | 3 orang |
Terhadap materi |
|
|
| 6 orang | 28 orang | 10 orang |
Terhadap pembelajaran
|
|
| 2 orang
| 10 orang
| 22 orang | 10 orang |
D. Pendapat siswa Tentang TANDUR
Bisa dilihat dari angket yang diberikan oleh penulis terhadap siswa kelas IX D selama menjalani pembelajaran dengan TANDUR dengan hasil sebagai berikut:
· 86 % mulai berusaha mengatasi kejenuhan
· 90 % mulai meyukai peta
· 81 % menjadi penasaran untuk mengetahui kegiatan lebih lanjut
· 77% tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan setiap tahapan pembelajaran
· 81 % merasa puas dengan pembelajaran TANDUR
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menguraikan dari bab ke bamaka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan TANDUR tepat di lakukan di kelas IX D
2. Peningkatan kerjasama dan kreatifitas tercapai dengan kualifikasi baik dan berhasil meliputi tiga kegiatan dengan perincian sebagai berikut
· Interpretasi Peta dengan perolehan nilai 70 -89 mencapai 83,70% dan nilai 90 – 100 mencapai 7,00%,
· Peta Kontur menggunakan kentang dengan perolehan di rentang nilai 70 – 89 mecapai 65,90% dan di rentang nilai 80 – 100
Mencapa 4,54 %
· Peta Kontur menggunakan ubi dengan perolehan di rentang nilai 70 – 89 mencapai 57% dan di rentang nilai 80 – 100 mencapai 21%
· Relief daratan dan lautan dengan perolehan di rentang nilai 70 – 89 mencapai 59,09% dan di rentang nilai 80 – 100 mencapai 40,91%
3. Langsung mengalami sendiri tahapan pembelajaran, menumbuhkan inisiatif siswa terhadap kemajuan pembelajarannya
4. Tahapan demonstrasi untuk hasil pekerjaan menumbuhkan rasa percaya diri dan kebanggaan sehingga membuat siswa merasa membutuhkan kegiatan berikutnya dengan penuh antusias.
5. Tahapan perayaan menumbuhkan kepuasan bahwa dirinya telah berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan merasa dihargai
6. Quantum seperti pengertiannya yaitu bisa merubah energi menjadi cahaya, bisa dirasakan keberhasilannya di penelitian kali ini memperoleh kualifikasi baik dan berhasil di siklus satu sementara di siklus dua meperoleh kualifikasi baik dan sangat berhasil dengan perincian sebagai berikut:
· Siklus satu dengan perolehan nilai diatas KKM mencapai 77%
· Siklus ke dua sudah mencapai 100 %
B. Saran
Adapun saran yang bisa diberikan supaya TANDUR bisa berhasil diterapkan dalam pembelajaran Geografi khususnya maupun IPS maka langkah-langkah yang harus diambil adalah sebagai berikut:
1. Tumbuhkan : merupakan ruh dari TANDUR karena disini kita memilih hal yang bisa membangkitkan motivasi siswa sebelum pembelajaran dimulai, bisa dengan yel-yel atau lagu-lagu yang ada kaitannya dengan materi yang akan dihadapi, sehingga siswa merasa siap dan kalau perlu dibuat penasaran.
2. Alami : usahakan siswa mengalami sendiri seluruh proses pelajaran, hal ini bisa terlaksana jika melalui praktek langsung
3. Namai : Adalah proses pemberian nama pada hasil pekerjaan siswa merupakan bentuk ujian bagi kelompok, terhadap apa yang sudah mereka lakukan di kegiatan sebelumnya, disini kreatifitas akan teruji karena siswa akan mencari sendiri dari buku yang sudah diberikan sebelumnya.
4. Demonstrasikan : merupakan entri poin dari kegiatan TANDUR karena disini siswa akan diakui kemampuan yang telah mereka perjuangkan selama proses pembelajaran
5. Rayakan : Hal yang tidak bisa dilewatkan karena ini bentuk apresiasi dari teman sekelompok mauppun teman sekelas sebagai pengakuan hasil jerih payah yang telah mereka kerjakan.
6. TANDUR akan dirasakan manfaatnya jika dilakukan secara kerja kelompok dengan anggota heterogen karena akan membangun tumbuhnya kerjasama, rasa saling membutuhkan dan tanggung jawab, sehingga kreatifitas yang ada pada masing-masing siswa bisa berkembang.
7. Hargai sekecil apapun perubahan yang dicapai oleh siswa .
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M Toha, dkk. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Aryati Rosmedi, Bagaimana Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dan Quantum Learning Dapat Dilaksanakan . Mahasiswi TP UNILA Angkatan 2008Guru Mata Pelajaran Kimia, SMAN 1 Sumberjaya
De Porter Bobbi, Mark Reardon &Sarah Singer-Nourie. (2005). Quantum Teaching and Learning, Bandung: PT Mizan Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Penelitian Tindakan. Jakarta: Direktorat jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum.
Kemmis, S. and Mc Taggart, (1998). The Action Researc Planner. Deakin University.
Raka, J.T. Kardiawarman, dan Tisno, H. (1998). Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud.
Rochman, N. (1997). Konsep Dasar Penelitian Tindakan Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: IKIP Bandung.
Sumarno. (1997). Penelitian Tindakan Kelas: Pemantauan dan Evaluasi. Jakarta: BP3GSD.
Tabrani Rustam, dkk. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remadja Karya.